1. Jawa Barat
- Senjata Tradisional : Kujang
- Rumah Adat : Keraton Kasepuhan
- Tari Tradisional : Jaipong, Sisingaan, Kuda Lumping, Tari Topeng, Dll
- Lagu Daerah : Bubuy Bulan, Bajing Luncat, Cing Cangkeling, Dll
2. Jawa Tengah
- Senjata Tradisional : Keris
- Rumah Adat : Padepokan
- Tari Tradisional : Serimpi, Blambangan Cakil
- Lagu Daerah : Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-Ilir, Dll
3. Jawa Timur
- Senjata Tradisional : Clurit
- Rumah Adat : Situbondo
- Tari Tradisional : Remong, Reog Ponorogo
- Lagu Daerah : Kembang Malathe, Keraban Sape, Cublak-cublak Suweng, Dll
4. NTB
- Senjata Tradisional : Keris, Sampari, Sondi
- Rumah Adat : Istona Sultan Sumbawa
- Tari Tradisional : Mpaa Lenggogo, Batunganga
- Lagu Daerah : Helele U Ala De Teang, Moree, Pai Mura Rame, dll
5. NTT
- Senjata Tradisional : Sundu
- Rumah Adat : Rumah Sao ata mosa lakitana
- Tari Tradisional : Perang, Gareng Lameng
- Lagu Daerah : Anak Kambing Saya, Bolelebo, Desaku, Dll
6. Sumatera Barat
- Senjata Tradisional : Karih, Ruduih, Piarit
- Rumah Adat : Gadang
- Tari Tradisional : Piring, Payung
- Lagu Daerah : Ayam Den Lapeh, Badindin, Barek Solok, Dll
7. Sumatera Selatan
- Senjata Tradisional : Tombak Trisula
- Rumah Adat : Limas
- Tari Tradisional : Tanggal, Putri Bekhusek
- Lagu Daerah : Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Kabile-Bile, Dll
8. Sumatera Utara
- Senjata Tradisional : Piso Surit
- Rumah Adat : Jahu balon
- Tari Tradisional : Serampang Dua Belas, Tor Tor
- Lagu Daerah : Anju Ahu, Butet, Dago Inang Sarge, Dll
9. Banda Aceh
- Senjata Tradisional : Rencong
- Rumah Adat : Rumoh Aceh
- Tari Tradisional : Seudati, Saman Meuseukat
- Lagu Daerah : Bungong Jeumpa
10. Riau
- Senjata Tradisional : Pedang JenaWi
- Rumah Adat : Selaso Jatuh Kembar
- Tari Tradisional : Tandak
- Lagu Daerah : Kutang Barendo
11. Riau Kepulauan
- Senjata Tradisional : Badik Tumbuk Lado
- Rumah Adat : Selaso Jatuh Kembar
- Tari Tradisional : Joged Lambak
- Lagu Daerah : Zapin Laksmana Raja di Laut
12. Jambi
- Senjata Tradisional : Badik Tumbuk Lada
- Rumah Adat : Panggung
- Tari Tradisional : Sekapur Sirih, Selampir Delapan
- Lagu Daerah : Pinang Muda
13. DKI Jakarta
- Senjata Tradisional : Parang, Golok
- Rumah Adat : Rumah Kebaya
- Tari Tradisional : Topeng, Yopong
- Lagu Daerah : Kicir-Kicir
14. Bangka Belitung
- Senjata Tradisional : Parang bangka
- Rumah Adat : rumah rakit
- Tari Tradisional : Tari Tanggai
- Lagu Daerah : dandimu madupa
15. Bengkulu
- Senjata Tradisional : Kuduk, Badik, Rudus
- Rumah Adat : Rakyat
- Tari Tradisional : Andun, Bidadari Teminang Anak
- Lagu Daerah : Lalan Belek
16. Lampung
- Senjata Tradisional : Terapang, Pehduk Payan
- Rumah Adat : rumah sesat (berbentuk panggung)
- Tari Tradisional : Jangget, Malinting
- Lagu Daerah : Lipang Lipandang
17. Banten
- Senjata Tradisional : kujang
- Rumah Adat : rumah kasepuhan
- Tari Tradisional : tari topeng
- Lagu Daerah : Dayung Sampan
18. Kalimantan Barat
- Senjata Tradisional : Mandau
- Rumah Adat : Rumah Betang
- Tari Tradisional : Monong, Zapin Tembung
- Lagu Daerah : Cik-Cik Periuk
19. Kalimantan Tengah
- Senjata Tradisional : Mandau, Lunjuk Sumpit Randu
- Rumah Adat : Betang
- Tari Tradisional : Balean Dadas, Tambun dan Bungai
- Lagu Daerah : Kalayar
20. Kalimantan Timur
- Senjata Tradisional : Mandau
- Rumah Adat : Lamin
- Tari Tradisional : Gong, Perang
- Lagu Daerah : Indung-Indung
21. Kalimantan Selatan
- Senjata Tradisional : Keris, Bujak Beliung
- Rumah Adat : Bubungan Tinggi
- Tari Tradisional : Baksa Kembang, Radab Rahayu
- Lagu Daerah : Paris Barantai
22. Sulawesi Utara
- Senjata Tradisional : Keris, Peda, Sabel
- Rumah Adat : Pewaris
- Tari Tradisional : Maengket, Polopalo
- Lagu Daerah : O Ina Ni Keke
23. Sulawesi Selatan
- Senjata Tradisional : Badik
- Rumah Adat : Tongkonan
- Tari Tradisional : Kipas, Bosara
- Lagu Daerah : Pakarena
24. Gorontalo
- Senjata Tradisional : parang
- Rumah Adat : Dulohupa
- Tari Tradisional : tari paule cinde
- Lagu Daerah : Binde Biluhuta
25. Sulawesi Tenggara
- Senjata Tradisional : Keris
- Rumah Adat : Rumah Laikas
- Tari Tradisional : Balumpa, Dinggu
- Lagu Daerah : Peia Tawa-Tawa
26. Bali
- Senjata Tradisional : Keris
- Rumah Adat : Rumah Gapura candi bentar
- Tari Tradisional : kecak
- Lagu Daerah : Puteri Ayu
27. Maluku
- Senjata Tradisional : Parang Salawaki / Salawaku
- Rumah Adat : Rumah Baileo
- Tari Tradisional : lenso , cakalele
- Lagu Daerah : Rasa Sayange
28. Maluku Utara
- Senjata Tradisional : Kalawai
- Rumah Adat : Rumah Baileo
- Tari Tradisional : Perang, Nahar Ilaa
- Lagu Daerah : Kole-Kole
29. Irian Jaya Barat
- Senjata Tradisional : Pisau Belati
- Rumah Adat : Rumah honai
- Tari Tradisional : Tari Musyoh, Tari Selamat datang
- Lagu Daerah : yamko rambe yamko
30. Papua
- Senjata Tradisional : Pisau Belati
- Rumah Adat : Rumah Honai
- Tari Tradisional : (Suanggi, Perang)
- Lagu Daerah : Sajojo
31. Sulawesi Barat
- Senjata Tradisional : Piso Surit, Piso Gaja Dompak
- Rumah Adat : rumah adat Mamuju, Mamasa
- Tari Tradisional : Tari Seudati
- Lagu Daerah : Anak Kukang
32. Yogyakarta
- Senjata Tradisional : Keris Jogja
- Rumah Adat : Rumah Joglo
- Tari Tradisional : Serimpi Sangu Pati, Bedaya
- Lagu Daerah : Pitik Tukung
33. Sulawesi Tengah
- Senjata Tradisional : Pasatimpo
- Rumah Adat : Tambi
- Tari Tradisional : Lumense, Peule Cinde
- Lagu Daerah : Tondok Kadadingku
»» Baca Selengkapnya...
Jumat, 27 Juli 2012
Kamis, 26 Juli 2012
Berbisnis Itu Sederhana
KOMPAS.com - Bagaimana cara berbisnis yang efisien dan efektif? Pertanyaan ini diajukan spontan seorang mahasiswa kepada usahawan Sudono Salim (Liem Sioe Liong) di sebuah acara rileks di Hotel Grand Hyatt tahun 1996. Oom Liem, sapaan akrab usahawan itu, hanya tertawa, tetapi kemudian hanya terdiam.
Om Liem, yang hari Minggu, 10 Juni lalu, meninggal dunia di Singapura, tetap diam seribu bahasa sekalipun terus dipancing untuk berbicara. Oom Liem memang dikenal tidak suka banyak bicara.
Dua temannya yang hadir di sana, usahawan Eka Tjipta Widjaja dan Sukanta Tanudjaja dari PT Sinar Sahabat, juga diam saja. Namun, akhirnya ketika melihat mahasiswa tadi masih duduk, Oom Liem pun tidak tega.
”Saya ini orang lapangan, mana mengerti pertanyaan seperti itu,” ujarnya. Ia mengatakan, berbisnis itu pada intinya meraih untung. Kalau tidak laba, bukan dagang namanya. Namun, laba di sini tidak asal laba, tetapi dengan cara benar. Tidak menabrak aturan, tidak merugikan atau mengganggu orang lain.
Ia menambahkan, hal penting yang harus digenggam erat adalah ”menjaga nama” (reputasi). Jangan menipu, dan kalau berutang, bayarlah utang itu. Jangan sampai tidak bayar utang. Tak baik itu. ”Sekali dua, kamu masih bisa menipu. Tetapi, pada kesempatan berikutnya, tidak ada lagi yang percaya kepada kamu. Itu celaka namanya!”
Oom Liem lalu bercakap-cakap akrab dengan Eka dan Sukanta. Usia mereka tidak berselisih jauh. Saat itu, Oom Liem berusia 81 tahun, Eka Tjipta 75 tahun, dan Sukanta 68 tahun.
Usahawan Tong Djoe, sahabat baik Oom Liem, pada kesempatan lain mengatakan, apa yang disampaikan Oom Liem adalah pokok-pokok berbisnis yang benar. Tong mengatakan, berbisnis pada intinya memang untuk meraih profit. Namun, para pebisnis harus memahami bahwa meraih profit di sini dalam konteks mengail keuntungan dengan jalan lurus.
Tidak menipu, tidak mengelabui, tidak membohongi, tidak curang. Jangan menjual barang kedaluwarsa. Stok barang masih sangat banyak, tetapi dibilang habis. Hanya untuk meraih untung ketika barang langka. Sebab, harga otomatis naik saat permintaan lebih tinggi dibandingkan dengan suplai.
Menjaga nama baik juga digarisbawahi Tong Djoe. Ia mengatakan, dulu ketika generasi pertama masih aktif berdagang, kepercayaan menjadi sendi bisnis yang amat memesona. Pinjaman ratusan juta rupiah (amat besar pada awal 1970-an) bisa diberikan begitu saja tanpa tanda terima.
Saat utang dikembalikan dengan bunga, yang meminjami tidak bersedia menerima bunga. Ia hanya mau menerima pokok utang. Menerima bunga berarti mencederai pertemanan dalam bisnis.
Ini membuat yang tadinya berutang merasa berkewajiban menjaga perangai. Jangan sampai melakukan tindakan tidak patut. Ia pun mesti melakukan hal yang sama kepada usahawan lain yang membutuhkan. Jadilah bisnis dengan sistem kepercayaan itu berjalan mulus dan damai.
Dalam era kini, utang-piutang berjumlah besar selalu butuh saksi, tanda terima, pakai akta notaris, dan jaminan berlapis, tetapi kerap masih dibayangi masalah. Bagi Tong, itu mencederai filosofi bisnis yang baik dan benar.
Mestinya, kata Tong, langgam kita berbisnis kembali ke masa lalu yang penuh damai, persahabatan tulus, persaingan sehat, dan setia kawan yang dalam.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/06/18/07204677/Berbisnis.Itu.Sederhana
»» Baca Selengkapnya...
Langganan:
Postingan (Atom)